Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Minggu, 25 November 2012

El Roi, Pernyataan TUHAN di Bir (Sumur)”Lahai Roi”






Kejadian 16: 6-16 Kata Abram kepada Sarai: "Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya. Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. Katanya: "Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?" Jawabnya: "Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku." Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya." Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya." Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya." Kemudian Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: "Engkaulah El-Roi." Sebab katanya: "Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?" Sebab itu sumur tadi disebutkan orang: sumur Lahai-Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered. Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael. Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.

Alkitab mencatat, suatu hari, demi keutuhan keluarganya, Abraham mengusir BUDAK itu, Hagar dan anaknya Ismael ke padang Bersyeba. Ketika air yang dibawanya habis, Hagar meninggalkan anaknya, Ismael di bawah semak-semak karena nggak tega melihatnya mati kehausan. Dia berjalan Kehausan karena merasa cape dan jauh lalu duduk dan menangis sesenggukan dengan suara nyaring. Alkitab mengisahkan: Elohim mendengar suara BUDAK itu, Ismael, lalu Malak Elohim alias Elohim berkata kepada Hagar, "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring.Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar."

Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum. Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun itu dan menjadi seorang pemanah. Maka tinggallah ia di padang gurun Paran itu.


Sebab bagi suku-suku Arab padang pasir,  air merupakan segala-galanya bagi mereka, Air adalah kehidupan itu sendiri dan air inilah yang memberi kehidupan pada ladang mereka sehingga mereka bisa bercocok tanam. 

setelah ribuan tahun Ismael meninggal sebagian dari keturunannya memaknai secara salah pengalaman nenek moyangnya itu. El Roi, yang mula-mula menyatakan pribadi El (ilah, sembahan) yang Esa, yang telah menyelamatkan Ismael dari kematian di gurun pasir itu dengan memberinya sumber air yang memancar, menjadi salah satu dari sekian dewa-dewa yang banyak. Itulah salah satu pengertian yang diterapkan bagi Allah di wilayah Arabia selatan pada jaman pra-Islam. El Roi adalah “dewa yang mengairi bumi”, sehingga menyuburkan pertanian dan tumbuh tumbuhan dan memberikan minum pada ternak-ternak mereka

Jadi menurut pemahaman orang-orang arab jahiliyah El Roi itu adalah “dewa yang mengairi bumi”, sehingga menyuburkan pertanian dan tumbuh tumbuhan dan menberikan minum pada ternak-ternak mereka. Saking Penting nya peran Air dalam suku-suku arab padang pasir, maka Air itu dianggap Tuhan oleh orang-orang Arab jahiliyah. 

EL itu Satu Dan Roi itu sumur (hanya ada Satu Sumur) pada waktu itu.
Sedangkan Lahai Roi adalah nama Sumurnya dan sekarang di namai Sumur air 
Zam-zam  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Open Cbox