Bagaimana
Membuatnya Untuk Hidangan Istimewa Ramadhan?
Tahukah anda jika Rasulullah ﷺ punya minuman favorit yang diolah
dari kurma atau kismis? Ya, minuman favorit Rasulullah ﷺ itu disebut sirup naqi’. Bagi pencinta kurma atau
penggemar manisan kismis, tidak ada salahnya anda mencoba sirup naqi’ sebagai hidangan istimewa saat
berbuka khususnya di bulan Ramadhan,
sangat menyegarkan tentunya...
Sahabat Ibnu Abbas berkata,
“Nabi ﷺ pernah dibuatkan
perasan anggur, beliau lalu meminumnya pada hari itu, kemudian keesokan
harinya, kemudian keesokannya lagi, yaitu sore hari di hari ketiga. Kemudian
beliau memerintahkan agar diberikan kepada pelayan (dibuang).” (H.R. Abu Daud)
Al-naqi’ (
النقيع ) seperti yang dijelaskan al-Dinawari
dalam buku Annals of the Caliphs Kitchens
adalah jenis minuman nabidz yang
diminum tidak lebih dari tiga hari.
Nabidz memang banyak jenisnya dan
beberapa diantaranya dinyatakan haram dikarenakan menimbulkan efek memabukkan. Karenanya
sebagian kaum musyrikin dan kafirin pernah melontarkan tuduhan bahwa Rasulullah
ﷺ dan para sahabat telah meminum
nabidz yang memabukkan, padahal
tuduhan itu keliru dan tak berdasar.
Nabidz sebelum Islam pertama kali
tercatat ada dalam karya Rufus Ephesus (100 Masehi) yang kemudian karyanya
diterjemahkan oleh Qusta bin Luqa dengan nama Risalah fi al-Nabidz.
Sementara penulis
Arab, Ibnu Fadlan menyatakan bahwa Nabidz
yang diminum bangsa Viking dibuat dengan penambahan ganja atau opium
kedalamnya, lalu difermentasi selama empat puluh hari dan minuman tersebut juga
diminum budak wanita mereka selama upacara kematian.
Buku Annals of the
Caliphs Kitchens setidaknya menyebutkan sepuluh jenis nabidz yang kebanyakan dibuat dari madu, kurma atau kismis. Dari
sepuluh jenis nabidz hanya jenis al-naqi’ yang tidak memabukkan karena
proses pembuatannya tidak membuat zat gula menjadi khamr seperti yang misalnya terjadi pada nabidz dadzi.
Abu Daud berkata; telah menceritakan
kepada kami seorang syaikh dari Wasith ia berkata; telah menceritakan kepada
kami Abu Manshur Al Harits bin Manshur ia berkata aku mendengar Sufyan Ats
Tsauri ia ditanya mengenai dadzi, kemudian ia menjawab, "Rasulullah ﷺ bersabda, “Sungguh akan ada
beberapa orang dari umatku yang minum khamr, mereka menamakannya dengan selain
namanya.” Abu Daud berkata, “Sufyan
Ats Tsauri berkata, “Dadzi adalah
minuman orang-orang fasik.”
Naqi’ biasanya
dibuat dengan merendam kurma atau kismis selama setengah hari. Apabila dibuat
pada pagi hari naqi’ akan diminum
saat makan malam dan sebaliknya.
Imam Ibnu Muflih Al-Maqdisi
menjabarkan salah satu hadits riwayat imam Bukhari dan Muslim dalam kitabnya Khamsuna Fashlan fith Thibbin Nabawi
yang menyebutkan :
“Beliau Rasulullah
ﷺ pernah diundang oleh Abu
Usaid As-Sa’idi pada pesta pernikahannya. Sementara istrinya –yang menjadi
pengantin wanita- melayani para tamu yang datang. Ia (si pengantin wanita) merendam beberapa butir kurma dalam
sebuah baskom. Setelah Nabi ﷺ selesai makan, wanita itu menghidangkan air rendaman kurma
tersebut kepada beliau ﷺ.”
Dalam riwayat lain
dikatakan, “Setelah beliau ﷺ selesai makan, wanita itu merendam kurma dengan air lalu
memberikan minuman itu hanya kepada beliau.”
Sementara dalam
riwayat Imam Muslim disebutkan, bahwa Aisyah pernah ditanya tentang nabidz, kemudian ia memanggil seorang
budak wanita asal Habasyah. “Bertanyalah pada wanita ini!” kata Aisyah. “Karena
ia dahulu pernah membuat nabidz untuk
Rasulullah ﷺ.” tambahnya.
Lalu wanita asal Habasyah itu berkata, “Aku pernah membuat nabidz untuk beliau ﷺ dalam sebuah kantung kulit
pada malam hari, kemudian aku mengikatnya dan menggantungnya. Lalu di pagi
harinya beliau ﷺ meminumnya.”
Mungkin anda
bertanya, kenapa nabidz jenis al-naqi’ dibuat dengan cara merendam
kurma selama setengah hari? Nah, Imam Ibnu Qoyyim punya jawaban untuk
pertanyaan anda tadi.
Menurut Ibnu
Qoyyim bahwasannya air dingin yang dicampur dengan unsur pemanis seperti madu,
kismis, kurma atau gula bisa berubah menjadi lebih berkhasiat untuk tubuh dan
menjaga kesehatannya. Oleh sebab itu minuman yang paling disukai Rasulullah ﷺ adalah yang dingin dan
manis.
كَانَ أَحَبُّ
الشَّرَابِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحُلْوَ
الْبَارِدَ
“Sesungguhnya
minuman yang paling disukai oleh Rasulullah ﷺ adalah Al Hulwa Al Barid (minuman manis yang
dingin).” (H.R. Tirmidzi)
Sementara
Az-Zuhri menyatakan, bahwasannya Nabi ﷺ pernah ditanya,
“Minuman apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Minuman yang manis dan
dingin.” (H.R. Ahmad)
Sedangkan Ibnu
Muflih al Maqdisi menguraikan bahwa jika air yang didinginkan oleh hawa (ma’ mubarad bil hawa’) dicampur dengan sesuatu yang bisa membuatnya menjadi manis,
maka ia dapat menghantarkan makanan ke seluruh organ tubuh. Ia juga dapat
memberikan nutrisi kepada tubuh, menghangatkannya, menyebarkan panas alaminya
ke bagian tubuh lainnya dan memperbaiki pencernaan.
Dari Abdullah bin Mas’ud bahwa ia pernah bersama Rasulullah ﷺ pada malam gelap gulita, lalu Nabi ﷺ bersabda kepadaku: “Wahai Abdullah, apakah engkau memiliki
air?” ia menjawab; Aku membawa nabidz dalam kantong kulit. Lalu beliau meminta:
“Tuangkan untukku.” Beliau pun berwudhu. Lalu Nabi ﷺ bersabda; “Wahai
Abdullah bin Mas’ud, ini dapat diminum dan menyucikan.” (H.R. Ahmad)
Cara Membuat dan Menyajikan
Naqi’
1. Menggunakan tamr (kurma kering) atau kismis (anggur
kering).
Dari Abdullah bin Ad Dailami
dari Ayahnya ia berkata, “Wahai Rasulullah ﷺ, sesungguhnya kami
memiliki beberapa anggur, apa yang boleh kami lakukan terhadapnya?” Beliau ﷺ menjawab,
“Jadikanlah anggur tersebut menjadi kismis (anggur kering)!” Kami bertanya
lagi, “Apa yang boleh kami lakukan terhadap kismis?” Beliau ﷺ menjawab,
“Buatlah perasan di waktu pagi kalian
dan minumlah di waktu sore kalian. Buatlah
perasan di waktu sore kalian dan minumlah di waktu pagi kalian.” (H.R.
Abu Daud)
2. Jangan mencampur
tamr dan kismis.
Dari Jabir bin Abdullah dari Rasulullah ﷺ, bahwa beliau telah melarang
anggur dan kurma dibuat perasaan bersama-sama, beliau juga melarang busr (kurma mentah) dan ruthob (kurma segar) dibuat perasan secara bersamaan. (H.R. Abu Daud)
3. Jangan gunakan wadah
yang diharamkan dan tak tertutup.
“Janganlah
kalian minum pada Ad dubba (kulit labu kering), Al muzaffat (wadah yang
dilapisi ter), An naqir, dan buatlah minuman perasan dalam tempat-tempat minum!” (H.R. Abu Daud)
“Rasulullah
ﷺ melarang
membuat perasan nabidz dalam An Naqir,
Al Muzaffat, Ad Duba dan Al Hantam.” (H.R.
Ibnu Majah)
Dari Ibnu Umar dia berkata, “Rasulullah ﷺ melarang membuat minuman dari perasan nabidz dalam Al Muzaffat dan Qar'.”
(H.R. Ibnu Majah)
Dari Sulaiman At Tamimi dari Thawus ia
berkata, “Seorang laki-laki bertanya Ibnu Umar, “Apakah Rasulullah ﷺ melarang membuat perasan dalam guci (tembikar)?” ia
menjawab, “Benar”. Thawus berkata, “Demi Allah, aku mendengarnya dari dia.”
(H.R. An Nasa’i)
4. Buatlah dengan wadah yang
baik.
Dari Jabir berkata, “Nabi ﷺ biasa dibuatkan perasan dalam wadah besar yang terbuat dari
batu.” (H.R. Nasa’i)
Dari Jabir bin Abdullah dia berkata; ketika kami bersama Nabi ﷺ tiba-tiba beliau meminta air. Lalu ada seorang
laki-laki berkata; “Maukah aku beri nabidz?
Beliau menjawab: “Ya!” (Jabir bin Abdullah) berkata; maka laki-laki itu mencari
keluar, lalu dia datang dengan membawa bejana yang berisi nabidz. Nabi ﷺ bersabda: “Tidakkah engkau menutupinya? Walaupun
hanya dengan membentangkan sepotong kayu.” (Jabir bin Abdullah) berkata;
kemudian (Rasulullah ﷺ) minum.
Dari Ibnu Abbas ia berkata, ”Rasulullah ﷺ memiliki
gelas kaca untuk dipakai minum.” (H.R. Ibnu
Majah dengan derajat dha’if)
5. Minum Sesuai Aturan
“Buatlah perasan dalam wadah air minum
kalian, ikat bagian atasnya dan minumlah saat masih manis.” (H.R. Nasa’i)
Dari Ibnu Abbas dia berkata, “Rasulullah ﷺ biasa dibuatkan
perasan zabib (buah kismis),
kemudian beliau meminumnya pada hari itu, esok hari dan lusa sampai sore di
hari ketiga. Kemudian beliau menyuruh untuk membuangnya atau menumpahkannya.”
(H.R. Muslim)
Tips Membuat
Naqi’ Menggunakan Kurma
Komposisi
- 7 Buah Kurma kering (Tamr)
- 1 Gelas Air Hangat (+
400 cc)
Saran Penyajian
1.
Untuk naqi’ yang akan disajikan saat
berbuka puasa, pembuatannya
dilakukan sebelum sholat subuh (waktu
sahur).
2.
Pilih buah kurma yang baik, kulitnya tidak lengket, tidak terlalu kering
dan tidak dihinggapi hama seperti belatung
dan sebagainya.
3.
Pisahkan daging kurma dari bijinya lalu buah kurma dipotong kasar.
4.
Masukkan kurma kedalam gelas yang telah diisi air hangat, kemudian
ditutup rapat dan disimpan pada suhu kamar.
5.
Satu jam sebelum berbuka naqi’ bisa
dimasukkan ke dalam refrigerator
agar sedikit lebih dingin, kemudian naqi’ bisa diminum saat berbuka
puasa.
6.
Saran penyajian lainnya anda dapat memblender naqi’ agar menjadi jus
naqi’
dan dapat disajikan dingin. Jika naqi’
akan disajikan saat sahur
maka perendaman kurma dapat dimulai saat
sore hari.
Tips Membuat
Naqi’ Menggunakan Kismis
Naqi’ dapat juga dibuat dengan menggunakan
kismis dan untuk disajikan dalam porsi besar dengan resep sebagai berikut:
Komposisi:
-
100 gram kismis
- 1 liter air hangat
-
Wadah kaca, stainless
atau plastik (food grade)
Saran Penyajian
1. Sebelum sholat subuh
atau di waktu sahur siapkan kismis dengan kualitas
yang bagus lalu pisahkan bijinya.
2. Rendam 100 gram
kismis dalam 1 liter air air hangat di dalam wadah dan
tutup rapat, lalu simpan pada suhu kamar.
3. Satu jam sebelum
berbuka, air rendaman naqi’ dapat
dimasukkan ke
dalam refrigerator jika ingin disajikan
dingin atau bisa juga langsung
disantap ketika berbuka seperti minuman
koktail buah.
4. Cara penyajian
lainnya yaitu sebelum dihidangkan, rendaman dapat
diblender sehingga naqi’ disajikan dalam bentuk jus kismis.
5. Jika masih tersisa, naqi’ dapat disimpan dalam refrigerator
(kulkas) dan
diminum untuk 2-3 hari, tidak boleh lebih.
Selamat Mencoba!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar