SESEORANG YANG MENDAKWA TELAH MEMBAWA
DAKWAANYA KEPADA HAKIM YANG BERKUASA PADA MASA ITU, YAITU UMAR BIN KHATTAB.
PIHAK2 YG TERLIBAT DIHARAPKAN HADIR DAN DAKWAAN AKAN DIBACAKAN.
DAKWAAN ITU DIAJUKAN TERHADAP IMAM ALI.
UMAR BIN KHATTAB MEMANGGIL KEDUA ORANG ITU
DAN DUDUK DI KURSI HAKIM. LAYAKNYA ATURAN SYARIAT ISLAM, KEDUA PIHAK YANG
TERLIBAT MESTI SAMA2 SEHINGGA KESETARAAN DAPAT DITERAPKAN.
KHALIFAH UMAR MEMANGGIL ORANG YG MENDAKWA
AGAR BERDIRI DI HADAPANNYA. KEMUDIAN DIA PUN MEMANGGIL IMAM ALI AGAR BERDIRI
DISAMPING ORANG ITU.
“WAHAI ABU HASA! HARAP BERDIRI
DISAMPINGNYA!” PINTA UMAR.
SAAT IMAM ALI MENDENGAR PERMINTAAN INI,
KESEDIHAN TAMPAK DI WAJAHNYA.
KHALIFAH UMAR PUN BERTANYA, “WAHAI ALI! APAKAH ENGKAU TIDAK MAU BERDIRI
DI SAMPINGNYA.”
IMAM ALI BERKATA, “TIDAK! KESEDIHANKU
BUKANLAH KARENA BERDIRI DI SAMPINGNYA. KESEDIHANKU MUNCUL KARENA ENGKAU TIDAK
BERTINDAK SESUAI DENGAN TUNTUTAN KEADILAN DAN KESETARAAN. ENGKAU MEMANGGILKU
DENGAN HORMAT, YAKNI DENGAN MENYEBUTKU ABU HASAN. NAMUN , ENGKAU MEMANGGIL
ORANG INI DENGAN NAMANYA YANG BIASA.
ITULAH SEBABNYA AKU MERASA SEDIH.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar